Bahan Galian dan Sumber Daya Mineral


Longgokan (akumulasi) bahan tambang berupa mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi yang terbentuk oleh proses geologi dan dapat bernilai ekonomi.

Sumberdaya mineral telah dimanfaatkan oleh manusia sejak manusia pertama kali menemukan bahan galian berupa bijih tembaga dan bijih besi. Pemanfaatan bahan galian ini pada awalnya digunakan untuk keperluan alat rumah tangga atau alat untuk mempertahankan diri dan berburu, seperti pedang, tombak, panah, dan sebagainya. Kemudian pada zaman revolusi industri, kebutuhan bahan galian mineral semakin meningkat karena manfaat dari berbagai jenis mineral tersebut, misalnya untuk keperluan membuat mesin-mesin industri, alat transportasi, alat komunikasi, dan alat-alat rumah tangga. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia sangat tergantung kepada material-material yang berasal dari bumi. Permintaan sumberdaya mineral dalam jumlah besar seringkali tidak dapat terpenuhi karena keterbatasan persediaan sumberdaya tersebut.

Sumberdaya mineral merupakan sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan batuan (tanah). Berdasarkan jenisnya sumberdaya mineral dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu :

(1). Sumderdaya mineral logam dan,
(2). Sumberdaya mineral non-logam.

Tembaga, besi, nikel, emas, perak, timah adalah beberapa contoh dari material yang berasal dari mineral logam, sedangkan kuarsa (silika), muskovit (mika), batu pasir, bentonit, lempung adalah beberapa contoh material yang berasal dari mineral non-logam.


Endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan kelas tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.



Posted By : Ma2nk Asep (Tambang 08)

December 16, 2010
Bahan Galian dan Sumber Daya Mineral

MINERAL


   Mineral adalah Suatu padatan homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara alamiah oleh proses anorganik, mempunyai komposisi kimia dan pada batas-batas tertentu serta mempunyai susunan atom-atom yang teratur (umumnya mempunyai struktur kristal tertentu, yaitu bentuk-bentuk geometris beraturan.
Untuk mengerti definis/batasan mineral dengan baik, maka penjelasan satu persatu berikut ini mungkin akan dapat menolong, kualifikasi terjadi di alam (secara alamiah) membedakannya dengan zat yang dibuat di laboratorium, misalnya permata (intan dll) tiruan.
Lebih lanjut dalam definisi tersebut dinyatakan bahwa mineral merupakan "suatu zat padat homogen". Ini berarti bahwa mineral terdiri dari suatu zat padat (solid), yang secara fisika tidak dapat dibagi lagi menjadi senyawa kimia yang lebih sederhana. Batasan padat juga berarti menyisihkan gas dan cairan. Sebagai contoh H2O : sebagai es dalam glasier dapat disebut sebagai mineral, tetapi air bukan mineral. Seperti halnya logam cair, air raksa, yang dijumpai dalam endapan merkuri tidak termasuk mineral.
Pengertian "mineral mempunyai komposisi kimia tertentu" menunjukkan bahwa mineral dapat dinyatakan dengan suatu rumus kimia yang spesifik. Disini dikatakan tertentu atau spesifik sebagai pengganti kata tetap, karena komposisi kimia mineral biasanya tidak tetap. Sebagai contoh mineral dolomit (CaMg(CO3)2 tidak selalu murni Ca-Mg, umumnya mengandung juga unsur lain, seperti Fe dan Mn bersama Mg. Karena jumlah unsur asing tersebut bervariasi, maka dolomit merupakan kisaran dengan batas tertentu, karena itu dikatakan tidak tetap komposisinya.
"Suatu susunan atom yang teratur menunjukkan jaringan struktur dalam dari atom (ion) yang tersusun teratur sesuai dengan bentuk geometris yang umum." Karena hal itu sesuai dengan batasan kristal, maka mineral haruslah kristalin.
 Berdasarkan definisi lama, suatu mineral terbentuk oleh proses anorganik. Dalam perkembangannya ternyata mineral tidak harus terbentuk oleh proses anroganik, tetapi lebih tepat jika dikatakan biasanya terbentuk secara anorganik. Sebagai contoh kalsium karbonat cangkang moluska, cangkang kerang dan mutiara yang mungkin terdapat di dalamnya merupakan kristal aragonit yang sama dengan hasil proses anorganik. Tetapi tidak demikian halnya dengan minyak bumi dan batubara, yang biasa disebut dengan mineral fuels sekalipun terbentuk di alam tetapi tidak mempunyai komposisi kimia tertentu ataupun susunan atom yang teratur. Sekalipun demikian dalam hal batubara, akibat panas tinggi yang mengakibatkan penguapan hidrokarbon dan pengkristalan zat yang tersisa, maka dikenal mineral grafit yang berasal dari zat tersisa tersebut
Sejak semula manusia telah mengenal pentingnya penggunaan mineral dan penggunaan ini telah berkembang secara luar biasa bersamaan dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan industri. Pada mulanya mineral dipergunakan tanpa pengolahan, misal lempung untuk batu bata dan barang keramik, batu tanduk, kuarsa dan jade untuk senjata atau perkakas; oksida mangan untuk cat, tuqois, garnet, amethis dan batu berwarna lainnya untuk perhiasan, dan emas, perak dan tembaga untuk perhiasan dan alat-alat.
Bahan galian adalah semua bahan atau subtansi yang terjadi dengan sendirinya di alam dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan industrinya. Bahan tersebut dapat berupa logam maupun non logam, dan dapat berupa bahan tunggal ataupun berupa campuran lebih dari satu bahan.
Proses terbentuknya endapan bahan galian adalah komplek dan sering lebih dari satu proses yang bekerja bersama-sama. meskipun dari satu jenis bahan, misalnya logam, kalau terbentuk oleh proses yang berbeda maka akan menghasilkan tipe endapan yang berbeda pula. Contohnya adalah endapan bijih besi, endapan ini dapat dihasilkan oleh proses diferensiasi magmatik oleh larutan hidrotermal, oleh proses sedimentasi ataupun oleh proses pelapukan. Tiap-tiap proses akan menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda-beda baik dalam mutu, besarnya cadangan, maupun jenis mineral-mineral ikutannya.
Diantara tenaga-tenaga geologi yang membentuk endapan bahan galian, maka air memegang peranan yang dominan. Di dalam peranannya, air dapat dalam bentuk uap air, air magmatik yang panas, air laut, air sungai, air tanah, air danau maupun air permukaan. Disamping air, maka temperatur, reaksi-reaksi kimia, sinar matahari, metamorfisme, tenaga-tenaga arus dan gelombang, juga merupakan faktor-faktor pembentuk endapan bahan galian.
Mengenal dan mengetahui proses-proses yang dapat membentuk endapan bahan galian ini akan sangat membantu dalam pencarian, penemuan dan pengembangan bahan galian.

October 28, 2010
MINERAL

Mineralogi

Pengertian Mineralogi

Mineralogi merupakan cabang dari ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, terutama tentang fisiknya, komposisi kimianya, bentuk dan sifat hablur, perubahan-perubahannya dan cara terjadinya.

Mineral dapat juga dikatakan sebagai suatu padatan homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara alamiah oleh proses anorganik, mempunyai komposisi kimia dan pada batas-batas tertentu serta mempunyai susunan atom-atom yang teratur (umumnya mempunyai struktur kristal tertentu, yaitu bentuk-bentuk geometris beraturan).

Lebih lanjut dalam definisi tersebut dinyatakan bahwa mineral merupakan suatu zat padat homogen. Ini berarti bahwa mineral terdiri dari suatu zat padat (solid), yang secara fisika tidak dapat dibagi lagi menjadi senyawa kimia yang lebih sederhana. Batasan padat juga berarti menyisihkan gas dan cairan. Sebagai contoh H2O : sebagai es dalam glasier dapat disebut sebagai mineral, tetapi air bukan mineral. Seperti halnya logam cair, air raksa, yang dijumpai dalam endapan merkuri tidak termasuk mineral.

Suatu susunan atom yang teratur menunjukkan jaringan struktur dalam dari atom (ion) yang tersusun teratur sesuai dengan bentuk geometris yang umum. Karena hal itu sesuai dengan batasan kristal, maka mineral haruslah kristalin.

Berdasarkan definisi lama, suatu mineral terbentuk oleh proses anorganik. Dalam perkembangannya ternyata mineral ternyata tidak harus terbentuk oleh proses anroganik, tetapi lebih tepat jika dikatakan biasanya terbentuk secara anorganik. Sebagai contoh kalsium karbonat cangkang moluska, cangkang kerang dan mutiara yang dapat dibuat di laboratorium di dalamnya tardapat kristal aragonit yang sama dengan hasil proses anorganik.

Klasifikasi Mineral

Berdasarkan sifat-sifat kimianya, mineral menurut BERZELIUS, dapat digolongkan menjadi 8, yaitu :
  1. Native Elements.
  2. Sulfides dan Sulfosalts.
  3. Halides.
  4. Oxides dan Hydroides.
  5. Carbonates, Nitrates dan Borates.
  6. Sulfates, Chromates, Molybdates dan Tungstates.
  7. Phospates, Arsenates dan Vanadates.
  8. Silicates.

August 20, 2010
Mineralogi

Seismik

Metode seismik adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan pada waktu tempuh penjalaran gelombang seismik di bawah permukaan bumi. 

Gelombang tersebut dihasilkan dari suatu sumber gelombang buatan yang dikirim ke dalam bumi, misalnya dengan ledakan dinamit, menjatuhkan beban, pemukulan permukaaan bumi, getaran dan lain sebagainya. Gelombang yang dikirim akan menjalar ke dalam bumi, sedangkan energinya akan kembali ke permukaan yang kemudian ditangkap oleh serangkaian geophone yang dipasang di permukaan tanah dan disusun dalam lintasan lurus dengan sumber gelombang - gelombang yang tertangkap tersebut mengandung informasi tentang keadaan batuan di bawah permukaan. 

Dalam penentuan struktur geologi, metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian besar yaitu seismik bias dan seismik refleksi. 

Seismik bias digunakan untuk menentukan struktur geologi dangkal, sedangkan seismic refleksi untuk struktur geologi dalam. Metode seismik bias digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan struktur geologi bawah permukaan.

Metode ini didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami bias dengan sudut kritis dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan lain di bawahnya, yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. 

Parameter yang diamati adalah karakteristik dan waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone. Interpretasi dilakukan terhadap kurva waktu tempuh gelombang yang menyatakan hubungan linear antara nilai waktu tiba gelombang dengan jarak offset geophone.

August 19, 2010
Seismik

Kristal

Pada mulanya kata kristal dikenal di Yunani sebagai sebutan untuk (es), kemudian pada abad pertengahan kata ini digunakan untuk sebutan pada Batuan atau Rock Crystal atau mineral kuarsa atau Quartz. Akhirnya kata ini digunakan secara bebas untuk sebutan semua obyek yang berbentuk padat yang tersusun oleh bidang-bidang polyhedral.

Hukum – hukum Kristal

  1. STENO (1669) dikenal dengan sebutan THE CONSTANCY OF INTERFACIAL ANGLES hukum ini mengatakan : Sudut pada (antara) bidang-bidang tertentu pada suatu jenis kristal tertentu selalu konstan. Hukum ini didasarkan pada penelitiannya terhadap kristal kuarsa.
  2. Hukum JOHANNES KEPLER (1611), seorang astronot, membuat tulisan tentang HEXAGONAL SNOW, yang mengatakan : Suatu kenampakan dari bentuk kristal dimungkinkan akibat tersusunya (secara geometri) unit-unit yang kecil secara teratur.
  3. Hukum STRUKTUR KRISTAL oleh HAUY (1743-1822), teori ini didasari oleh hasil penelitiannya terhadap bidang-bidang belahan dari kristal kalsit yang kemudian memberikan keyakinan padanya bahwa : Semua kristal selalu terbentuk atau tersusun oleh unit-unit kecil yang berbentuk polyhedral, dan setiap unit pada mineral tertentu selalu mempunyai bentuk yang khas.
  4. Hukum BRAVAIS LATICE (1850), memperlihatkan adanya : aturan pada susunan atom/ion dalam ruang (space lattice), pola inilah yang dijumpai pada kristal-kristal.
Genesa Kristal (Kristalisasi)

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa kristal tersusun dari ikatan-ikatan atom atau ion secara kimiawi.
Susunan dari ikatan-ikatan tersebut tergantung pada :
  • jenis dan macam unsur kimia yang terikat.
  • Jarak ikatan antar atom tersebut tertentu dan dapat membentuk perulangan secara teratur. Kondisi-kondisi inilah yang memberikan ciri khas pada bahan-bahan kristalin, yaitu : padat, kristalin, mempunyai kekerasan tertentu (tergantung pada gaya dan arah ikatan tersebut) dan mempunyai sifat listrik atau magnetis.
Secara genesis (terjadinya atom-atom tersebut) kristal terbentuk sebagai akibat proses kristalisasi dan proses ini dapat berbentuk :

Proses pendinginan     ---------       Pembekuan
Proses evaporasi           ---------       Penguapan

Dalam keadaan (air, gas atau uap) suatu zat akan dicirikan oleh ketidakteraturan dari distribusi atom-atomnya, tetapi dengan mengubah temperatur dan atau tekanan serta konsentrasi larutannya, maka dapat dicapai suatu kondisi yang teratur dari susunan atom atau ionnya sehingga keadaan kristalin dapat tercapai.
Proses-proses kristalisasi diatas dimaksudkan hanya untuk kristal-kristal yang terbentuk secara alamiah (bukan oleh buatan manusia).

Bentuk Kristal

Pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya, namun untuk dapat membayangkan kristal dengan cara demikian tidaklah mungkin. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan menerapkan kedudukan bidang-bidang tersebut dengan pertolongan sistem-sistem koordinat.
Dalam ilmu kristalografi, geometrinya dipakai dengan tujuh jenis sistem sumbu, yaitu :

  1. Sistem Sumbu Kubik.
  2. Sistem Sumbu Tetragonal.
  3. Sistem Sumbu Hexagonal.
  4. Sistem Sumbu Orthorombik.
  5. Sistem Sumbu Monoklin.
  6. Sistem Sumbu Rombohedral.
  7. Sistem Sumbu Triklin.

August 17, 2010
Kristal
Powered by Blogger | Lunated designed by ZenVerse | Converted to Blogger Templates and Blogger Themes for Cinta | Discount Watch